Karena Aku Seorang Perempuan

Sabtu, 26 November 2011

           Perempuan yang cantik luar dalam adalah perempuan idaman semua laki-laki untuk diperistri di dunia dan akhirat. Sebuah sifat fitrawih untuk menginginkan hal terbaik, begitupun dalam hal pendamping hidup. Namun, seperti apakah Perempuana yang cantik itu?
Ada beberapa prespektif yang memberi standarisasi kecantikan, seperti standar media pada umumnya bahwa yang cantik itu putih, tinggi, rambut lurus, body gitar, dan muka dipenuhi dengan make up. Adapula ulama yang
mengatakan bahwa kecantikan perempuan itu
tidak terlihat dari pakaian yang ia gunakan, tapi dilihat dari budi pekertinya. Seperti apapun standar yang digunakan, yang pasti perempuan cantik dan sholeha adalah perempuan yang dikagumi di dunia dan dinanti di surga. Ada sebuah ungkapan mengatakan bahwa tidak semua perempuan berjilbab itu solehah, tapi perempuan solehah itu pasti berjilbab”. Jika hidup adalah pilihan, kenapa hanya sedikit perempuan yg memilih untuk menjadi perempuan Shaleha. Allah swt, menjadikan Islam itu mudah, bukan berarti hal wajib bisa menjadi sunnah. Wajib tetap harus dilaksanakan dan dosa tetap ditulis. Dengan memakai jilbab identitas perempuan solehah bisa di ketahui. Tentu saja pemakaian jilbab yang benar-benar karena mengharap ridho Allah, sesuai firmannya “wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan perempuan-permpuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup tubuhnya (semasa mereka keluar), cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu, dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani” (Qs. Al- Ahzab:59).
Dalam surat An-Nisa dituliskan “Ar Rijalu Qowamuna ‘Alannisa” kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, namun bukan berarti perempuan dibatasi ruang geraknya. Sama halnya dengan predikat perempuan sholehah, bukan berarti itu membatasi ruang gerak perempuan. Karena aku seorang perempuan, maka ku ingin menjadi perempuan sholeh, perempuan sholeh itu cantik, menanggapi semua hal dengan lemah lembut khasnya perempuan,  lebih suka mendekat dengan tajamnya rasa. Tak pandai bersolek menampilkan perhiasan, hingga membuat kaum adam terbuai dosa. Perempuan itu mengulurkan jilbabnya ke dada. Yang boleh ditampakkan hanya kepada muhrim-muhrimnya, itu karena Islam sangat menghormati perempuan.
Perempuan seperti lebah yang selalu makan sesuatu yang baik dan mengeluarkan yang baik pula, jika ia hinggap diatas tangkai tidak mematahkan, menyentuh nektar tapi tidak merusaknya, mengeluarkan madu, terbang dengan rasa cinta dan hinggap dengan tali kasih. Itulah ibarat perempuan yang lembut, perempuan sejati, yang kehadiran dan kedatangannya membawa keindahan dan sejuta manfaat, tidak ada yang tersakiti orang lain melalui perbuatan maupun lisannya.
Ada sebuah kisah, pada suatu hari, Rasulullah Saw, berjalan-jalan bersama putri baginda, Fatimah Azzahrah. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon Tamar, Fatimah terinjak pohon putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada ayahnya apalah gunanya pohon putri malu itu berada di situ. Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon purti malu itu sangat berkaitan erat dengan perempuan. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para perempuan hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon putri malu ini dari 4 aspek. Pertama, pohon putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa perempuan perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya). Kedua ,putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, perempuan perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang perempuan muslim. Ketiga, putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna perempuan solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin. Dan akhir sekali, putri malu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para perempuan sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
Wassalam……………….
(penulis E.Fatimah, Edisi 11)

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 26 November 2011

Karena Aku Seorang Perempuan

           Perempuan yang cantik luar dalam adalah perempuan idaman semua laki-laki untuk diperistri di dunia dan akhirat. Sebuah sifat fitrawih untuk menginginkan hal terbaik, begitupun dalam hal pendamping hidup. Namun, seperti apakah Perempuana yang cantik itu?
Ada beberapa prespektif yang memberi standarisasi kecantikan, seperti standar media pada umumnya bahwa yang cantik itu putih, tinggi, rambut lurus, body gitar, dan muka dipenuhi dengan make up. Adapula ulama yang
mengatakan bahwa kecantikan perempuan itu
tidak terlihat dari pakaian yang ia gunakan, tapi dilihat dari budi pekertinya. Seperti apapun standar yang digunakan, yang pasti perempuan cantik dan sholeha adalah perempuan yang dikagumi di dunia dan dinanti di surga. Ada sebuah ungkapan mengatakan bahwa tidak semua perempuan berjilbab itu solehah, tapi perempuan solehah itu pasti berjilbab”. Jika hidup adalah pilihan, kenapa hanya sedikit perempuan yg memilih untuk menjadi perempuan Shaleha. Allah swt, menjadikan Islam itu mudah, bukan berarti hal wajib bisa menjadi sunnah. Wajib tetap harus dilaksanakan dan dosa tetap ditulis. Dengan memakai jilbab identitas perempuan solehah bisa di ketahui. Tentu saja pemakaian jilbab yang benar-benar karena mengharap ridho Allah, sesuai firmannya “wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan perempuan-permpuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup tubuhnya (semasa mereka keluar), cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu, dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani” (Qs. Al- Ahzab:59).
Dalam surat An-Nisa dituliskan “Ar Rijalu Qowamuna ‘Alannisa” kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, namun bukan berarti perempuan dibatasi ruang geraknya. Sama halnya dengan predikat perempuan sholehah, bukan berarti itu membatasi ruang gerak perempuan. Karena aku seorang perempuan, maka ku ingin menjadi perempuan sholeh, perempuan sholeh itu cantik, menanggapi semua hal dengan lemah lembut khasnya perempuan,  lebih suka mendekat dengan tajamnya rasa. Tak pandai bersolek menampilkan perhiasan, hingga membuat kaum adam terbuai dosa. Perempuan itu mengulurkan jilbabnya ke dada. Yang boleh ditampakkan hanya kepada muhrim-muhrimnya, itu karena Islam sangat menghormati perempuan.
Perempuan seperti lebah yang selalu makan sesuatu yang baik dan mengeluarkan yang baik pula, jika ia hinggap diatas tangkai tidak mematahkan, menyentuh nektar tapi tidak merusaknya, mengeluarkan madu, terbang dengan rasa cinta dan hinggap dengan tali kasih. Itulah ibarat perempuan yang lembut, perempuan sejati, yang kehadiran dan kedatangannya membawa keindahan dan sejuta manfaat, tidak ada yang tersakiti orang lain melalui perbuatan maupun lisannya.
Ada sebuah kisah, pada suatu hari, Rasulullah Saw, berjalan-jalan bersama putri baginda, Fatimah Azzahrah. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon Tamar, Fatimah terinjak pohon putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada ayahnya apalah gunanya pohon putri malu itu berada di situ. Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon purti malu itu sangat berkaitan erat dengan perempuan. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para perempuan hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon putri malu ini dari 4 aspek. Pertama, pohon putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa perempuan perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya). Kedua ,putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, perempuan perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang perempuan muslim. Ketiga, putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna perempuan solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin. Dan akhir sekali, putri malu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para perempuan sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja.
Wassalam……………….
(penulis E.Fatimah, Edisi 11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar